Senin, 29 Agustus 2011

Senyum yang menyesatkan


“sebuah keahlian dapat dikuasai hanya dengan latihan, latihan, latihan”
Di sebuah bandara internasional tampak aktivitas orang yang berdesakan, sebagian orang untuk chek-in dan yang lainnya untuk urusan-urusan lainnya.
Seorang petugas sebuah penerbangan sedang sibuk melayani calon penumpangnya. Karena kesibukan yang luar biasa, petugas tersebut melakukan kecerobohan kecil, yaitu ketika akan menimbang sebuah koper, ia mengangkatnya dengan cara diseret dan koper itu pun tergores oleh bagian ujung tempat timbangan, dan meninggalkan goresan yang cukup panjang. Spontan, melihat kejadian itu, mata calon penumpang itu langsung membelalak. Ia marah, menuding, mengumpat, dan hampir semua jenis sumpah serapah dia lontarkan. Namun si petugas itu dengan wajah yang sangat tenang tetap tersenyum sambil meminta maaf, terus bekerja mengetikkan data pada komputer dan merekatkan label pada koper itu.
Kejadian itu berlangsung cukup lama. Pada akhirnya, dengan wajah memerah, penumpang tersebut meninggalkan tempat pelayanan maskapai penerbangan itu. Lalu, calon penumpang berikutnya yang antri di belakangnya ketika sudah mencapai gilirannya berusaha menghibur petugas penerbangan tersebut dengan pujian, “Wah, anda ini hebat, sabar sekali. Meskipun sudah dimarahi habis-habisan, anda tetap tersenyum, tenang, dan tetap melakukan pekerjaan Anda. Apa sih rahasianya, supaya bisa seperti itu?”
Masih dengan senyum khasnya petugas penerbangan itu menjawab, “Hehe...., tapi saya sudah membalas koq, Pak”, katanya lirih sambil melirik penumpang yang baru saja memarahinya.
“Membalas bagaiman? Sejak tadi Anda diam saja, Cuma tersenyum sambil menunduk-nunduk waktu saya lihat tadi...,” kata calon penumpang itu.
“Saya membalasnya dengan cara yang saya bisa, pak. Beliau itu tadi kan tiketnya ke Bali, nah koper beliau saya beri label jakarta, jadi... nanti beliaunya sampai di Bali, kopernya akan sampai di Jakarta,” katanya sambil tersenyum kecut.
Senyum petugas bandara dalam cerita di atas adalah buah keahlian yang dibentuk melalui latihan. Senyum keramahannya tidak dapat dibaca oleh penumpang yang marah, yang akhirnya menyesatkannya.
Pikirkanlah cara terbaik dalam memberikan kesan baik untuk menyampaikan ketidaksetujuan anda kepada orang lain melalui pilihan kata yang baik. Ungkapkanlah dengan nada suara yang bijak sambil tersenyum, jangan dengan api amarah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar